MAPCLUB

Kamis, 24 Januari 2013

Peternakan


Peternakan
adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan
hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.[1]
Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.[1]
Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dll.[2].


Sejarah Peternakan
Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasi
anjing, kambing, dan domba.[3] Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan.[3] Pada masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya diambil hasil dagingnya, mulai dimanfaatkan juga hasil susu dan hasil bulunya (wol).[3] Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil hasil kulit dan hasil susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah.[3]Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain.[3]
Ilmu pengetahuan tentang peternakan, diajarkan di banyak universitas dan perguruan tinggi di seluruh dunia.[3]Para siswa belajar disiplin ilmu seperti ilmu gizi, genetika dan budi-daya, atau ilmu reproduksi.[3] Lulusan dari perguruan tinggi ini kemudian aktif sebagai dokter hewan, farmasi ternak, pengadaan ternak dan industri makanan.[3]
Dengan segala keterbatasan peternak, perlu dikembangkan sebuah sistem peternakan yang berwawasan ekologis, ekonomis, dan berkesinambungan sehingga peternakan industri dan peternakan rakyat dapat mewujudkan ketahanan pangan dan mengantasi kemiskinan.[3]
Macam-Macam Hewan Ternak
Adapun jenis-jenis ternak diantaranya sapi, kerbau, sapi perah, domba, kambing, babi, kelinci, ayam, itik, mentok, puyuh, ulat sutera, belut, katak hijau, dan ternak lebah madu[4]. Masing-masing hewan ternak tersebut dapat diambil manfaat dan hasilnya.[4] Hewan-hewan ternak ini dapat dijadikan pilihan untuk diternakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai [4]
Tujuan
Suatu usaha agribisnis seperti peternakan harus mempunyai tujuan, yang berguna sebagai evaluasi kegiatan yang dilakukan selama beternak salah atau benar [5] Contoh tujuan peternakan yaitu tujuan komersial sebagai cara memperoleh keuntungan.[5] Bila tujuan ini yang ditetapkan maka segala prinsip ekonomi perusahaan, ekonomi mikro dan makro, konsep akuntansi dan manajemen harus diterapkan.[6] Namun apabila peternakan dibuka untuk tujuan pemanfaatan sumber daya, misalnya tanah atau untuk mengisi waktu luang tujuan utama memang bukan merupakan aspek komersial, namun harus tetap mengharapkan modal yang ditanamkan dapat kembali.[6]
Manfaat dan hasil Beternak
Manfaat yang dapat diambil dari usaha beternak kambing selain diambil hasil dagingnya, kambing dapat diambil hasil kulitnya, kotorannya dapat dimaanfaatkan untuk pupuk dan hasil tulangnya juga dimanfaatkan.[7]
[7] Bahkan jenis-jenis kambing tertentu dapat dimbil hasil susunya, hasil bulunya untuk bahan kain wol.[7].
Manfaat yang dapat diambil dari usaha beternak lebah Apis mellifera yang bibit awalnya didatangkan dari Australia adalah jasanya untuk polinasi (penyerbukan) tanaman, banyak pemilik perkebunan di luar Indonesia yang menyewa koloni lebah dari peternak untuk melakukan penyerbukan tanaman di perkebunannya.[8] Perkebunan yang sering menyewa koloni lebah adalah perkebunan apel.[8]
Beternak kelinci juga banyak memiliki manfaat, diantaranya yaitu daging yang dapat diambil untuk menambah gizi keluarga, penambah penghasilan keluarga, kulit kelinci dapat dijual untuk bahan industri, kotoran serta air kencingnya dapat kita jual untuk dijadikan pupuk tanaman serta untuk bahan bakar biogas.[9]
Manajemen pemeliharaan ternak
Manajemen pemeliharaan ternak diperkenalkan sebagai upaya untuk dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemilik peternakan.[10] Dalam manajemen pemeliharaan ternak dipelajari, antara lain :Seleksi Bibit, Pakan, Kandang, Sistem Perkawinan, Kesehatan
Hewan, Tata Laksana Pemeliharaan dan Pemasaran.[10] Pakan yang berkualitas baik atau mengandung gizi yang cukup akan berpengaruh baik terhadap yaitu tumbuh sehat, cepat gemuk, berkembangbiak dengan baik, jumlah ternak yang mati atau sakit akan berkurang, serta jumlah anak yang lahir dan hidup sampai disapih meningkat. Singkatnya, pakan dapat menentukan kualitas ternak. [11] Selain itu berdasarkan penelitian, hasil dari kualitas pupuk dari ternak potong dengan ternak perah berbeda.[12] Ternak yang diberi makanan bermutu (seperti ternak perah)akan menghasilkan pupuk yang berkualitas baik, sebaliknya ternak yang makanannya kurang baik juga akan menghasilkan pupuk yang kualitasnya rendah. [12]
Pelayanan Kesehatan Hewan dalam Hukum
Undang-undang pokok kesehatan hewan adalah undang-undang peternakan dan kesehatan hewan no.6/1997[13] dan PP no.15/1978 tentang produksi dan distribusi obat hewan serta berbagai instruksi Menteri Pertanian dan Dirjen Peternakan tentang pelayanan kesehatan hewan.[14]. Undang-undang karantina dan PP tentang perkarantinaan juga dimasukkan kedalam usaha pelayanan kesehatan hewan. [14].

Cara Beternak Khas di daerah Indonesia


Setiap daerah memiliki budaya ternak sendiri, budaya Timor Tengah Selatan, dalam hal pemeliharaan ternak, umumnya penduduk yang diteliti masih memiliki kecendrungan untuk melepas saja hewan-hewan ternak peliharaan mereka dipadang rumput pada siang hari.[15] Begitu pula di Maluku, bidang peternakan belum menjadi sebuah bidang yang ditekuni oleh masyarakat.[16] Yang ada hanyalah peternakan-peternakan biasa tanpa adanya suatu sistem tertentu.[16] Pada umumnya jenis-jenis hewan ternak yang dipelihara, diantaranya adalah : kambing, ayam dan itik. Hewan-hewan ini dibiarkan bebas berkeliaran tanpa kandang.[16] Di Lampung, hewan-hewan ternak dibiarkan bebas berkeliaran, dan setelah beberapa tahun kemudian, mereka ditangkap dan dimasukkan kedalam kandang, dihitung jumlahnya dan diberi tanda milik pada tubuhnya.[17]
CARA MEMELIHARA AYAM NEGERI
  1. Memilih Varietas
Pelajari lebih mendalam tentang varietas ayam sebelum menentukan pilihan untuk memulai memelihara ayam negeri, terutama apabila ditujukan untuk kegiatan usaha.
  1.  Persiapan Awal
Risiko kematian anak ayam yang baru dibeli adalah sangat tinggi. Persiapan apa saja yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut?

 

  1. Menempatkan Ayam
Anak ayam yang masih kecil harus mendapat banyak makanan dan air segera setelah diletakkan di kandang. Beberapa hari pertama dari kehidupan anak ayam adalah masa yang paling kritis.
  1.  Memberi Perhatian
Anak ayam yang kedinginan ataupun kepanasan pertumbuhan awalnya akan lamban dan tidak akan berkembang menjadi petelur yang menguntungkan. Apa kuncinya yang dapat memberi tanda tentang keadaan kenyamannya?

 

  1. Penyediaan Tempat
Anak ayam yang masih kecil tidak akan berjalan lebih dari 3 meter untuk mencari pakan dan air. Bagaimana mengatur tempat sehingga semuanya bisa makan secara bersamaan tanpa berdesakan.
  1. Udara Segar
Sistem ventilasi harus dibuat fleksibel dalam mengahapi perubahan cuaca. Ventilasi yang buruk dapat mengakibatkan ayam menjadi stres disamping kemungkinan timbulnya penyakit pada ayam.

 

  1. Air Minum
Air adalah hal yang vital untuk pertumbuhan anak ayam. Pelajari cara mengaturnya agar mereka mau minum dan terhindar dari penyakit!
  1. Pakan Ayam
Tiga per empat atau lebih dari biaya produksi ternak ayam adalah biaya untuk pakan. Jenis pakan yang diberikan pada ayam berbeda disesuaikan dengan umur dan kebutuhannya.

 

  1. Menjaga Pertumbuhan
Sistem ventilasi kandang, air minum, dan makanan merupakan faktor utama apakah anak ayam akan tumbuh dengan baik atau tidak. Identifikasikan tiap masalah lebih dini, berdasarkan gejala-gejala yang ditunjukkannya.
  1. Vaksinasi Ayam
Kerugian besar produksi telur yang terjadi pada kebanyakan peternakan adalah disebabkan oleh gagalnya memvaksinasi terhadap penyakit Fowl fox dan Newcastle. Dengan vaksinasi yang tepat, berbagai jenis penyakit pada ayam dapat dicegah.

 

  1. Ayam Petelur
Saat ayam petelur sedang tumbuh adalah saat yang paling tepat untuk membentuk berat tubuhnya yang baik, kuat dan penuh vitalitas. Masa yang paling kritis selama hidupnya ayam petelur adalah selama masa pertumbuhannya.
PETERNAKAN DAN PERIKANAN

 Salah satu program strategis Pemerintah Kabupaten Sragen di bidang peternakan adalah pengembangan sapi Brangus dengan menciptakan kawasan pembibitan di sejumlah desa di wilayah Kabupaten Sragen. Selain itu juga dikembangkan peternakan sapi perah, kambing domba, itik dan ayam. Program pengembangan ini didukung berbagai kegiatan seperti inseminasi buatan, kesehatan hewan, serta kemitraan peternak sapi.
 Sedangkan di bidang perikanan, Kabupaten Sragen masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Terbukti pada tahun 2005, produksi ikan yang dihasilkan para peternak di Kabupaten Sragen mencapai 3.277.500 kg atau setara dengan nilai produksi lebih dari Rp 3 miliar. Jenis ikan yang dibudidayakan antara lain nila merah, nila hitam, gurame, mujahir, ikan mas, gabus/ karper, tawas, dan lele.
 Peternakan Sapi Brangus
Budidaya Sapi Brangus sangat populer di kalangan peternak Sragen. Pada tahun 2005, populasi sapi Brangus di Kabupaten Sragen mencapai 7.895 ekor yang tersebar di 20 kecamatan. Budidaya ternak sapi Brangus telah dikenal oleh masyarakat Sragen sejak tahun 1981, yang diiringi dengan pembangunan pusat pembibitan Sapi Brangus. Sampai tahun 2000, telah terdapat tujuh kawasan pembibitan sapi Brangus di Sragen yakni; Desa Pringanom Kecamatan Masaran, Desa Tenggak Kecamatan Sidoharjo, Desa Dawung Kecamatan Sambirejo, Desa Wonorejo Kecamatan Kedawung, Desa Karanganyar Kecamatan Plupuh, Desa Tegalrejo Kecamatan Gondang, dan Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan.
 Sapi Brangus yang dikembangkan di Kabupaten Sragen merupakan jenis persilangan dari Sapi American Brahman dan Aberden Angus yang direproduksikan secara Artificial Inseminations (inseminasi buatan) atau awam lazim menyebutnya kawin suntik. Sapi Brangus bersama sapi jenis Brahman biasa dipelihara sebagai ternak potong –untuk diambil dagingnya. Usaha peternakan sapi Brangus di Sragen boleh dikatakan telah menerapkan prosedur dan teknik yang maju. Buktinya, budidaya sapi Brangus yang dilakukan warga Sragen sudah berbentuk peternakan dengan kandang komunal. Sistem kandang komunal didesain menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi ternak dalam jumlah besar, melindungi dari terik matahari, hujan, angin, pencurian, gangguan, binatang buas. Dan yang lebih penting lagi, kandang komunal memiliki aksesbilitas tinggi untuk memudahkan pengelolaan dan pemeliharaan.
 Manfaatnya memang betul-betul dapat dirasakan peternak. Sejak sistem kandang komunal diterapkan, kualitas dan kuantitas sapi meningkat sedangkan angka ternak yang sakit atau mati mengalami tren menurun. Populasi sapi potong jenis Brangus dan Brahman di Kabupaten Sragen dalam empat tahun belakangan ini terus mengalami peningkatan. Lihat saja, pada tahun 2002, jumlah sapi potong di Sragen masih berkutat pada angka 74.561 ekor, namun angka itu terus bertambah hingga mencapai 76.431 ekor pada tahun 2004. Nah, pada tahun 2005, populasi sapi potong di Sragen berjumlah 77.255 ekor, sebanyak 7.895 ekor di antaranya adalah sapi jenis Brangus. Sapi-sapi asal Sragen tersebut telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia.
 Potensi ekonomi dari bisnis ternak sapi potong di negeri ini boleh dikatakan cukup menjanjikan. Apalagi, permintaan daging sapi dalam negeri, khususnya warga di perkotaan besar, belum sepenuhnya dapat terpenuhi. Sebagai gambaran, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi untuk warga Jakarta saja, saban hari memerlukan 800 ekor. Tak kurang dari 600 ekor di antaranya jenis Brangus. Namun, para peternak lokal baru mampu memasok 80 ekor sapi Brangus per hari, itu pun telah mendatangkan sapi dari luar Jakarta seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sisanya, harus mendatangkan sapi dari luar Jawa serta mengimpor dari luar negeri, terutama Australia.
 Tingginya permintaan sapi potong merupakan peluang emas yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Sapi Brangus merupakan salah satu jenis yang paling disukai pasar. Sebab, dibandingkan sapi jenis lain, Brahman misalnya, daging yang dihasilkan jauh lebih banyak. Selain itu, harga sapi Brangus di pasar dalam negeri lumayan menggiurkan.
 Sapi Brangus siap potong umur dua hingga tiga tahun (sudah termasuk masa penggemukan selama 1,5 tahun) dan berbobot kurang lebih 450 kg, biasa dilepas seharga Rp 10 juta. Sedangkan Brangus dengan bobot yang lebih berat, sekitar 500 kg, dapat mencapai Rp 15 juta. Berat sapi tergantung pada mutu pakan dan perawatan. Dari tiap ekor sapi Brangus, umumnya dapat diambil dagingnya sebanyak 60 persen dari berat kotor, atau sekitar 270 kg hingga 300 kg daging. Namun, sapi Brangus seringkali sudah diambil dagingnya ketika baru berumur antara 9 bulan hingga 16 bulan.
 Daging sapi Brangus di pasar-pasar tradisional maupun swalayan biasa dihargai Rp 40 ribu per kilogram. Andaikata pasokan sapi Brangus dari Sragen dapat ditingkatkan 10 persen atau 790 ekor per tahun, sedangkan 200 ekor di antaranya khusus untuk mengisi kekosongan di pasar Jakarta, maka sudah dapat diraba omzet yang bakal diraup.
Para peternak di Sragen memiliki keterampilan tinggi dan kemauan untuk maju. Mereka telah terbiasa dengan teknik beternak modern sejak tahun 1981. Kondisi tersebut merupakan keuntungan bagi calon investor guna memperoleh tenaga kerja ataupun mitra yang dapat diandalkan untuk memperoleh hasil terbaik.
 Selain itu, Sragen memiliki ketersediaan pakan ternak yang melimpah. Jaminan stok pakan sudah barang tentu menjadi hal sangat krusial dalam usaha ternak sapi. Syukurlah, hingga saat ini Sragen tidak pernah sekalipun mengalami kelangkaan pakan ternak. Malah, sebagian besar kelompok peternak Sragen kini telah memiliki kemampuan meramu pakan ternak yang manjur mendongkrak berat sapi dalam waktu singkat.
Upaya meningkatkan produtivitas sapi asal Sragen dapat dilakukan dengan memperbanyak jumlah areal peternakan. Pemerintah Kabupaten Sragen sangat terbuka kepada calon investor yang ingin menanamkan modal usahanya di bidang peternakan sapi potong. Keberadaan sumber daya alam yang subur, sumber daya manusia terampil, dan regulasi pemerintah daerah yang bersahabat dengan dunia usaha, merupakan dukungan positif bagi kegiatan investasi di bidang peternakan sapi.
Tak mengherankan apabila pada tahun 2005-2006, wilayah Kabupaten Sragen mengalami surplus pakan ternak. Pada periode tersebut, dari ketersediaan pakan ternak sebesar 1.085.880 ton/tahun, yang digunakan untuk asupan hewan ternak baru sebesar 250.000 ton per tahun. Sehingga, terdapat kelebihan pakan sebesar 835.880 ton per tahun. Jika diasumsikan tiap ekor ternak membutuhkan 3 ton pakan dalam setahun, maka surplus pakan tersebut dapat mencukupi kurang lebih sekitar 278.626 ekor hewan ternak.
 Pun, jangan khawatirkan soal bakal calon lahan peternakan. Sebab, banyak tempat di wilayah Kabupaten Sragen yang cocok dijadikan lokasi peternakan. Tentu saja, setelah mengurus berbagai perijinan dan memenuhi syarat-syarat teknis tertentu yang memperhatikan kesehatan dan kelestarian lingkungan. Untuk mengurus perijinan dan syarat-syarat lain di Sragen, calon investor cukup mendatangi Kantor Pelayanan Terpadu (KPT). Dijamin, mengurus perijinan di Sragen sangat mudah, murah, cepat, dan transparan.
 Agar pasar perdagangan hewan ternak makin bergairah, Pemerintah Kabupaten Sragen tengah mematangkan konsep pembangunan ''Pasar Hewan 24 jam'' di Kecamatan Sumberlawang. Jika terwujud, pasar hewan 24 jam ini akan mengubah pola transaksi tradisional, yang mana jaringan pemasarannnya banyak dikangkangi para tengkulak, menjadi transaksi modern berbasis pembelian langsung antara peternak dan pembeli. Selain itu, keberadaan pasar hewan 24 jam diharapkan bakal menghidupkan sektor bisnis yang lain. Jasa pergudangan, jasa pembibitan, penggemukan, pemotongan, akan terkena imbas keuntungan. Bahkan tak menutup kemungkinan bakal menciptakan bisnis baru di bidang industri makanan olahan berskala besar, semisal daging sapi dalam kaleng (korned).
Potensi Ternak Lokal, Optimalkan Peternakan Sapi
Kabupaten Pasaman merupakan salahsatu daerah yang diproyeksikan menjadi penghasil ternak sapi potong di Sumbar. Terbukti disetujuinya keinginan Pemkab Pasaman menjadikan ternak sapi sebagai kegiatan unggulan oleh Pemprov Sumbar dan pemerintah pusat. Tinggal sekarang political will Pemkab untuk merealisasikan hal tersebut.
"Alam Pasaman sangat potensial sebagai lokasi pengembangan peternakan. Tak hanya sapi, tapi juga kambing, itik dan ayam. Sejak duet kepemimpinan Yusuf Lubis-Hamdy Burhan usaha bidang ini menjadi salahsatu andalan. Malah jelas-jelas kini terlihat adanya political will Pemkab Pasaman terhadap pengembangan peternakan," urai Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Pasaman Syafrialis, beberapa waktu lalu. Saat ini setidaknya terdapat 9.000 ekor populasi ternak yang berada di 12 kecamatan dan 32 nagari. Jika dilihat dari luas lahan yang ada, setidaknya terdapat sekitar 34.000 ha yang sangat potensial untuk peternakan sapi. Usaha ini didukung adanya tiga Puskeswan yang berada di Tigo Nagari, Lubuksikaping dan Rao.

Selain itu, tambah Syafrialis kini di Pasaman terdapat lima Pos Insimunasi Buatan (IB), yakni di Tigo Nagari, Lubuksikaping, Panti, Rao, Dua Koto dan Banjol. Pada sisi lain, Dinas Perikanan dan Peternakan kini juga memiliki dua orang dokter hewan, tujuh orang paramedis, dan sembilan orang PPL. "Ini dilakukan untuk menunjung keberpihakan daerah terhadap peternakan sapi di Pasaman," ungkap Syafrialis. Pada sisi lain, Syafrialis melihat adanya political will Pemkab Pasaman ditopang dengan kerja keras semua lapisan masyarakat Pasaman.

Sehiungga usaha ini mulai menggeliat.
SEKTOR PETERNAKAN
Perkembangan konsumsi daging, termasuk daging sapi ditandai oleh meningkatnya persediaan daging yang sebagian berasal dari impor, baik dalam bentuk impor daging dan jeroan ataupun melalui impor sapi bakalan (feeder cattle). Usaha agrobisnis bidang peternakan telah berkembang sejak tahun 1990-an. Hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya perusahaan yang bergerak dalam bidang ini, baik berupa perusahaan-perusahaan importir daging, perusahaan penggemukan (feedloters), tempat pemotongan, distributor dan bahkan pengecer.
Agribisnis ternak sapi potong di Indonesia dicirikan oleh sektor produksi yang secara dominan merupakan kegiatan petani peternak skala kecil (peternakan rakyat).
Agribisnis dalam hal ini terdiri atas empat sektor yang secara ekonomi saling terkait, yaitu :
  • Sektor input
  • Sektor produksi usaha tani
  • Sektor output yang mencakup prosesing dan distribusi
  • Eceran (retail)
Kecenderungan akan permintaan daging sapi yang meningkat khususnya di asia tenggara telah membuka peluang terutama bagi negara Australia yang merupakan produsen daging sapi yang mempunyai daya saing tinggi. Jadi, di satu sisi terdapat produsen domestik yang diliputi berbagai kelemahan sehingga kurang tanggap terhadap peluang yang terbuka, sedangkan di sisi lain terdapat produsen kuat mancanegara dengan struktur agrobisnis yang sudah baik dari hulu hingga hilir dan sangat responsive terhadap peluang pasar.
Industri sapi potong Australia merupakan yang terbesar ke enam, sementara dalam ekspor merupakan yang terbesar di dunia. Basis populasi sapi potong di Negara ini merupakan beef breeds, terutama persilangan antara zebu dengan sapi inggris dan telah dikembangkan sejak lama sehingga mempunyai keunggulan-keunggulan dalam daya adaptasi, pertumbuhan dan kualitas daging yang di hasilkan.
Selama ini kapasitas produksi dalam negeri perkembangannya lambat dan hal ini terkait dengan struktur produksi yang kurang kondusif bagi kegiatan investasi dan penerapan teknologi maju. kapasitas produksi pada dasarnya meningkat melalui peningkatan populasi sapid an peningkatan efisiensi atau produktivitasnya.proses biologis yang terkait dalam hal ini yaitu perkembangbiakan (reproduksi) ataupun pemuliaan (breeding). Penggemukan sapi dengan bakalan asal impor pun kini telah menjadi jawaban logis terhadap permasalahan dalam negeri yang kerap dihadapi dewasa ini, terlebih-lebih dikaitkan dengan kecenderungan kea rah perdagangan bebas.
Berbagai pemikiran maupun langkah-langkah operasional untuk mentransformasikan sector produksi peternakan rakyat ke arah sistem yang berdaya saing sebenarnya telah banyak dikemukakan. Dewasa ini strategi yang dianut oleh direktorat jenderal peternakan mencakup antara lain yang disebut sebagai konsolidasi peternakan rakyat dan kemitraan. Strategi yang diperkenalkan dengan istilah kemitraan atau peternakan inti rakyat, dimaksudkan sebagai upaya pengembangan yang dilandasi kerjasama antara perusahaan peternakan dengan peternakan rakyat. Pengertian kerjasama ini tentunya harus mengandung makna bahwa kedua belah pihak memperoleh keuntungan.investor atau perusahaan peternakan dapat menjalankan bisnisnya dengan baik dan dipercepatnya penerapan teknologi pada peternakan rakyat, permasalahan permodalan, pemasaran dan perkembangan terkait dapat di atasi.
Dengan iklim persaingan yang semakin meningkat, peningakatan kapasitas produksi peternakan sapi tidak boleh hanya menyandarkan pada peningkatan populasi, tetapi sekaligus memerlukan juga peningkatan produktivitas. Dalam peningkatan produktivitas, factor-faktor manajemen, mutu genetic dan nutrisi ternak perlu dikombinasikan secara baik. Dapat juga dikatakan bahwa peningkatan produktivitas untuk meningkatkan daya saing memerlukan kombinasi manajemen dan teknologi.
Dalam usaha perbibitan atau program pemuliaan pada prinsipnya memerlukan dua pendekatan yaitu seleksi dan persilangan yang didasarkan pada keunggulan genetic individu sapi. Sementara dalam hal penggemukan pemilihan bakalan yang baik dan mempunyai propek untuk digemukkan merupakan salah satu faktor penting disamping faktor lain seperti manajemen pakan dan kesehatan.
PELUANG BISNIS PETERNAKAN BEBEK PEKING
TENTANG KONSEP PETERNAKAN BEBEK PEKING
Konsep PETERNAKAN BEBEK PEKING, Adalah sebuah bisnis kemitraan yang bergerak di bisnis Peternakan "Bebek Peking". Didirikan pada akhir tahun 2009 dengan jumlah ternak ratusan ekor. Pada awalnya bertujuan menggalang kerja sama dengan peternak yang merupakan masyarakat kurang mampu didaerah sekitar Badek, Pare, Kediri, Jawa Timur untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Namun dengan kerja keras dan mendapat kepercayaan dari beberapa pihak yang tertarik dengan bisnis ini, sekarang populasi bebek peking sudah mencapai ribuan ekor, ada di peternakan kami, di Pare, Mojosari & di Surabaya. Kini kami semakin mendalami dibidang ini, mengajak anda untuk berbisnis Bebek Peking dengan cara yang mudah.

 
Menternak itik tidaklah begitu sukar sebagaimana menternak ayam. Itik mempunyai daya hidup yang tinggi dan tidak mudah diserang penyakit. Cara pemeliharaan dan pengurusannya mempunyai sedikit perbedaan dan lebih mudah jika dibandingkan dengan ternakan ayam.
Dengan sentuhan manajerial yang bagus, konsep peternakan bebek akan menjadi suatu investasi khusus yang berpeluang besar & cepat untuk meraup keuntungan.
Juga sebagai bahan bahu makanan tradisi, bebek makin jadi makanan favorit berbagai kalangan, anak-anak hingga dewasa masyarakat pinggiran hingga orang gedongan, dari rakyat jelata, selebriti hingga pejabat semua makin menyukai jenis masakan yg satu ini, semua SUKA!! Bebek Goreng. Apalagi untuk jenis yang satu ini, bebek peking inilah bebek yang rendah lemak sehingga rendah kolesterol.
Terbukti selama ini BEBEK PEKING menjadi magnitute business yang fantastis, benar-benar mendapatkan apresiasi yang baik dari peternak & pemilik modal sekaligus pengakuan bahwa BEBEK PEKING hadir sebagai salah satu inovasi bisnis yg memberikan keuntungan secara lebih cepat, lebih cerdas & lebih banyak jika dikelola dengan sungguh-sungguh.
• VISI & MISI
Tanpa rasa takabur kami berkeyakinan bahwa ditahun 2011 KONSEP PETERNAKAN BEBEK PEKING akan menjadi yang terdepan dalam hal pendalaman, memperbanyak dalam jumlah PETERNAK dan memperbesar dalam produksi ternak BEBEK PEKING seluruh indonesia.
Tentunya visi besar ini dibarengi dengan pematangan market nasional, melalui penguatan program market dengan konsep yg jelas, yakin market akan terus tumbuh merambah dari satu DAERAH ke DAERAH lain hingga ke seluruh pelosok Indonesia.
Jika anda ingin memiliki usaha sampingan, dengan modal awal kecil, penghasilan rutin, aman, dan syar'i, kami mengajak anda untuk ikut dalam pengembangan budidaya bebek Peking secara mandiri, dengan arahan kami sebagai super visi dilapangan.
SEKILAS SEJARAH SINGKAT
Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).
Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.
Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
1. Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
2. Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
3. Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.
Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.
Manfaat beternak itik :
  1. Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
  2. Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.
  3. Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
  4. Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.
  5. Memberantas pengangguran.
  6. Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.
• INVESTASI CERDAS & BALIK MODAL SINGKAT
Seiring posisioning visi korporasi sebagai pusat inisiasi bagi penumbuhan rahmatan lil alamin bagi orang banyak, menjadikan KONSEP PETERNAKAN BEBEK PEKING bisa menjadi harapan baru bagi banyak masyarakat Indonesia, bagi banyak calon pencari kerja, bagi banyak lulusan pendidikan tinggi dan menengah juga bagi saudara kita yang terkena PHK. Betapa tidak dengan support team, hanya dalam hitungan bulan seorang pencari kerja bisa di up grade ke wilayah Entrepreneur sukses, tentunya dengan kerja keras & doa.
Banyak kisah sukses tentang PETERNAKAN BEBEK PEKING yang berhasil balik modal (BEP) sangat cepat. Seperti terilustrasikan dalam table analisa laba rugi usaha. Tentu ini nilai yang cukup terhormat bagi entrepreneur pemula.
Tidaklah sesulit yang dibayangkan, mengenai persyaratan lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah hanya letak lokasi lokasinya saja jauh dari keramaian/pemukiman penduduk (menghindari komplain bau dari tetangga), mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
1. Penyakit Duck Cholera
Penyebab: Bakteri Pasteurela Avicida.
Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian: sanitasi kandang, pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
2. Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.
Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.

 
P A N E N
Hasil Utama : Hasil utama, usaha ternak bebek peking pedaging adalah daging bebek.
Hasil Tambahan
Hasil tambah : berupa kotoran ternak sebagai pupuk tanaman yang berharga.

 
ALASAN MEMILIH BISNIS BETERNAK BEBEK PEKING
Banyak faktor yang mendorong seseorang untuk memulai usaha, kadang faktor itu sudah diketahui dengan pasti dan kadang pula belum diketahui secara pasti. Untuk itu, faktor-faktor yang dianggap menguntungkan dalam usaha beternak itik dapat dilihat sebagai bahan pertimbangan bagi calon peternak itik. Tidak ketinggalan pula faktor penghambat dalam usaha pengembangannya perlu kiranya untuk mendapat perhatian agar kita dapat bersiap-siap dalam mengantisipasi dan mengatasinya.
Sebagai bahan pembanding untuk faktor yang dianggap menguntungkan dalam beternak itik adalah usaha peternakan ayam karena masih sama-sama jenis unggas :
1. Dari segi laju pertumbuhannya, ternak itik dapat tumbuh lebih cepat dari ternak ayam, apalagi itik yang tergolong tipe pedaging seperti itik peking. Pada umur satu bulan berat itik peking sudah mencapai 1-1,5 kg dan pada umur 2 bulan beratnya sudah bisa mencapai 2,5-3,3 kg, sedangkan untuk ayam potong (broiler) pada umur yang sama hanya bisa mencapai berat sekitar 1 kg dan 2 kg.
2. Ternak itik diyakini jauh lebih tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ternak ayam. Sekalipun penyakit-penyakit yang menyerang ternak ayam pada umumnya juga menyerang itik, namun akibat yang diderita oleh itik tidak terlalu parah. Hal ini terkecuali hanya pada kepekaannya terhadap aflatoxin di mana itik amat peka terhadap aflatoxin yaitu jamur pada biji-bijian.
3. Dalam bentuk usaha peternakan rakyat, peternakan itik dapat diusahakan dengan memanfaatkan peralatan yang amat sangat sederhana, misalnya perkandangannya serta alat-alat yang digunakan dalam kandang. Bahkan itik dapat bertahan hidup di alam terbuka dengan model kandang seperti kemahnya anak pramuka.
4. Dalam usaha peternakan itik yang diusahakan secara ekstensif kita dapat memanfaatkan alam sekitar di mana banyak terdapat sumber-sumber karbohidrat dan protein yang terbuang sia-sia seperti sisa-sisa panen padi di sawah, cacing, ikan-ikan kecil di sungai-sungai, dan lain sebagainya. Di samping itu, karena itik memiliki insting berkelompok (flocking instinct) yang amat kuat, maka ini sangat membantu dalam hal pengendalian terutama untuk model pemeliharaan yang bersifat ekstensif (digembalakan).
5. Kulit telur itik pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan kulit telur ayam. Ini mempunyai arti penting dalam hal mengurangi resiko pecah atau retak terutama dalam penanganan (product handling) dan transportasi. Terlebih untuk usaha penetasan telur dan pembuatan telur asin.
6. Pada umumnya unggas air seperti ternak itik dan yang lainnya jarang bahkan bisa dikatakan tidak memiliki sifat kanibal dan agonistik (berkelahi)
7. Sisi lain pemanfaatan limbah terutama bulu, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan kasur, bantal, atau pakaian, maka untuk bulu itik jenis tertentu seperti entok dan yang lainnya dapat dipergunakan sebagai bahan suttle kock. Ini berarti ada nilai lebih dari limbah yang berasal dari ternak itik.
8. Jika dibandingkan dengan telur ayam ras maka telur itik terkesan lebih dihargai karena telur itik dijual dengan satuan butir/biji sedangkan untuk telur ayam ras dijual dengan satuan kilogram (kg).
9. Secara umum harga produk ternak itik baik untuk komoditi telur atau daging terasa lebih stabil jika dibandingkan dengan produk ternak ayam.

 

Berternaklah dengan Cinta, maka engkau akan dapat balasannya. (ideonair)
ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Hewan yang di Amerika Serikat disebut Cat Fish ini benar-benar berpotensi memuaskan hobi memelihara binatang dan mendatangkan pemasukan tambahan bagi Anda.

Modal yang dibutuhkan juga kecil koq, 300-500 ribuan.
Syaratnya punya tanah/lahan yang kosong agak cukup luas, minimal 3 x 6 meter.
Ayo, coba ukur tanah samping/depan/belakang rumah anda atau bisa menyewa
tempat?

buat 1 kolam ukuran kecil 2m x 3m, gali tanah sedalam 30 cm, tanah galian lalu urug-kan saja ke sekitar pinggir calon kolam. Terus beli terpal plastik yang banyak dijual di toko, seharga 50 ribuan (yang lebih mahal juga ada), tapi ini kualitasnya sudah cukup bagus. Pasang terpal plastik ke lubang kolam yang telah digali, kedalaman tanah 30 cm, tinggi permukaan tanah (dengan tanah urug sebelumnya) naik kan jadi 20-30 cm lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Sebagian di atas kolam dibuat atap pelindung, juga bagus. Sebagian terkena cahaya langsung matahari.
info: Kalau air terlalu dangkal ukuran lele menjadi terlalu pendek karena ikan kurang bergerak.

Jadilah kolam kita yang berbiaya murah. hemat biaya pasir dan semen, serta ongkos tukang bukan?

Isi kolam dengan air bebas pencemaran bisa berasal dari air sungai, sumur, PAM yg sudah diendapkan. kolam sebaiknya diberi pupuk kandang,urea,tsp dan didiamkan minimal 1 minggu agar terbentuk pakan alami berupa plankton, kolam harus dlm kondisi air tdk jalan krn lele rentan terhadap perubahan air yg terus menerus dan lele akan selalu meloncat kearah sumber air mengalir. kedalaman kolam sebaiknya 120 cm dgn ketinggian air 80 cm. Air kondisikan alami seperti di rawa/sungai, perbanyak tanaman air. Beri tanam-tanaman air juga bagus, semisal teratai, ganggang air, kangkung, dsb.
sampai satu minggu jgn dulu kasih pakan (biarkan lele makan pakan alami tadi)

Berikutnya, tinggal beli benih ikan lele, dengan ukuran sebesar ibu jari orang dewasa, harganya sekitar 100-150 rupiah per ekor. (terkadang kalo beli bibit ada minimal order)

Coba isi kolam tadi dengan 300-400 ekor benih ikan lele.
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/M2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam.

PAKAN
------
berikan pakan dua kali dalam sehari. Pakannya adalah pelet dan menu tambahan cacahan jeroan ayam. Menu tambahan ini ikan bisa cepat besar. Menu tambahan ini juga meningkatkan pertumbuhan lele. "Kalau biasanya sekilo ada tujuh ekor, setelah diberi pakan tambahan sekilo cuma enam ekor,"

Kalau ada sisa nasi makan malam/siang, masukkan saja ke kolam, biar nambah-nambah zat makanan.

atau bisa juga pakan utama menggunakan pakan pabrik dgn kandungan protein >32% dan dpt diberi pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam spt bangkai ayam,usus,telur yg gagal tetas dng terlebih dahulu dibakar/direbus. atau dengan jeroan ikan,atau ikan-ikan buangan(dipasar bnyk koq).

--tidak wajib-- Untuk tambahan Pakannya sediakan seperti dibawah ini;
1. Ampas tahu
2. Katul (dedek halus) dari padi
3. Ikan Asin BS(dihaluskan)lbh bgs di rebus
dgn perbandingan 10:5:1 jd setiap 10 kg ampas tahu,+5kg katul,+ 1kg ikan asin bs aduk jd satu, berikan sesuai kebutuhan.

Kalau di awal-awal menabur benih, sebagian ikan mati, jangan panik, ambil saja, buang.
1 minggu mungkin sekitar 20-30 ekor.
3-4 hari berikutnya ikan akan bertahan hidup normal koq. Nah, tinggal menunggu sekitar 3 bulan, ikan sudah cukup besar untuk bisa dipanen, dijual dengan harga sekitar 1000 rupiah per ekor. (asumsi sekilo Rp.7000, biasanya ada 7 ekor lele)

Bibit lele biasanya dibeli dari pasar atau peternak lele (yang memproduksi benih).
hati-hati dengan bibit yang kuntet (kaga bisa gede)

atau kalau kita sendiri punya lahan sangat luas, bisa membeli 3-4 pasang induk yang siap bertelur (harga mungkin sekitar 100 ribu per pasang), sekali bertelur jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu tuh, kalau cara merawatnya berhasil banyak yang berhasil hidup dan tumbuh besar, mungkin butuh kolam ukuran 3x4 m sebanyak 3-4 buah kolam untuk menampung telur.

soal pemasaran, bisa di lingkungan kita sendiri, tawarkan ke pengumpul benih, atau yang sudah besar tawarkan ke warung-warung makan lele atau jual ke pasar, ke tukang sayur keliling, pemancingan2 ikan lele, dll harganya mungkin +/- Rp.13.000/kg
Pokoknya jangan jual lele pada bulan-bulan yang tidak ada huruf 'r'-nya (mei, juni, juli,agustus ?) Mengapa? Pada bulan-bulan itu banyak petani lele mengobral lelenya dengan harga murah karena mereka butuh biaya sekolah anak-anaknya
Bikin saja tulisan di depan rumah "JUAL IKAN LELE KONSUMSI, SEGAR, GURIH"
Kalau tanah cukup luas, berarti bisa bikin 2-3 kolam lagi yang serupa.

Harga jual lele mencapai puncak paling mahal pada Januari. Pada bulan Januari pasokan lele berkurang karena pembibitan lele banyak yang gagal. Banyak telur gagal menetas lantaran pengaruh musim hujan. Berdasarkan pengalaman Vian, air hujan bisa menurunkan derajat keasaman (pH) air kolam.

Sebenarnya budi daya lele tidak terlalu direpotkan dengan masalah air. Daya tahan lele sangat tinggi. "Asalkan air selalu penuh dan cukup pakan," kata semua pakar lele,

lebih jauh lagi kalo mau tahu Syarat Teknis-nya...

1) Budidaya lele dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpl
2)Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air.
3)pH air yang ideal berkisar antara 6 - 9.
4)Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.

Satu bulan setelah bibit dilepas, kolam dijarangkan, lele disortir lele yang besar-besar sebesar batu baterai. Sekitar empat kwintal lele sebesar batu baterai itu dipindahkan ke kolam lain. Tujuannya supaya dalam satu kolam ukuran ikan lele seragam. Kalau tidak seragam lele yang kecil dimakan lele yang lebih besar. sortir secara kontinue (2 atau 3minggu sekali) untuk memisahkan ukuran yang besar dan yang kecil untuk mencegah kanibalisme dan kerugian panen.

tehniknya: mungkin perlu punya lebih dari satu kolam, atau ada yang disekat dengan jaring.


Seandainya pakan tidak dikombinasi dengan jeroan ayam, satu periode panen memerlukan 30 karung pelet. Jika ditambah jeroan ayam sebanyak 50 kg dalam satu periode pemeliharaan, pelet bisa dikurangi separuhnya.

Selain itu, masa panen (ukuran konsumsi) lele relatif lebih cepat daripada ikan konsumsi lainnya. "Kalau gurami baru bisa dipanen sekitar delapan bulan. Lele sekitar 50 hari," kata seorang peternak lele.

Selamat mencoba!
kalau stress, coba ambil pakan ikan, malam-malam menjelang maghrib, taburkan ke atas kolam,
lihat betapa asyiknya melihat ikan-ikan berlomba memangsa makanan.

KISAH SUKSES SEORANG LULUSAN SD SUKSES BETERNAK KELINCI

Kesuksesan seseorang sebenarnya ditunjukkan dari niat dan kemauan yang keras agar dapat maju. Banyak orang yang memiliki pendidikan tinggi akhirnya tidak dapat melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini diakibatkan kurang fokusnya dia dalam bekerja. Terlalu banyak tahu namun sedikit berbuat. Itulah kira-kira sifat manusia yang memiliki pendidikan tinggi. Berikut ini adalah artikel dari salah satu media cetak yang saya kutip mengenai kesuksesan seseorang dalam beternak kelinci. Selamat membaca.

 
Sekalipun hanya lulus sekolah dasar, Sukarno Munawar piawai dalam beternak kelinci. Kepandaiannya mengurus hewan ini mengundang minat dari berbagai kalangan, mulai dari sesama peternak kelinci, pelajar sekolah menengah kejuruan, sampai peneliti bergelar S-2 dan S-3 dari Balai Penelitian Ternak. Mereka "berguru" budidaya kelinci kepadanya.
PANDUAN MEMELIHARA DAN BETERNAK KELINCIMereka datang dari Bogor, Bandung, Bali, sampai Nusa Tenggara Barat. Mereka menemui Sukarno yang tinggal di lereng Gunung Merbabu, Dusun Klabaran, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, atau sekitar 20 kilometer dari Kota Magelang.
Sekali datang, rombongan yang ingin belajar budidaya ternak kelinci itu bisa lebih dari 20 orang. Saat menerima mereka, sebenarnya dia malu. Sebab, ruang tamunya yang berukuran 6 x 5 meter itu membuat para "murid" harus berdiri berjejalan sambil mendengarkan penjelasannya. Bahkan, saat hujan deras, suasana belajar terganggu dengan bocor di sana-sini.
"Saya bersyukur karena mereka tetap antusias mendengarkan penjelasan sampai selesai," ceritanya. Bahkan, sebagian dari mereka ada yang mengikuti pembelajaran dan pelatihan dari Sukarno selama dua-tiga hari.
Pengalamannya selama 18 tahun bergelut dalam usaha ternak kelinci berawal dari program pemberian bantuan 25 kelinci Australia dari pemerintah ke Kecamatan Ngablak pada 1992. Karena warga Kecamatan Ngablak yang mayoritas petani sayur tak tahu cara merawat kelinci, banyak kelinci yang mati.
Penasaran dengan kondisi itu, Sukarno yang tak mendapat jatah bantuan kelinci kemudian membeli lima kelinci yang masih hidup seharga Rp 125.000. Dari kelima kelinci itu, empat di antaranya betina.
Waktu itu, tindakan Sukarno menjadi bahan tertawaan warga sekitarnya. "Kata mereka, kalau ingin kaya dan sukses, seharusnya saya menabung untuk beli kambing atau sapi, bukan beli kelinci," ujarnya.
Mengikuti pelatihan
Namun, Sukarno justru yakin, tekadnya beternak kelinci bakal menuai sukses. Menyadari pengetahuannya tentang beternak kelinci tak ada, ia rajin mencari informasi tentang pelatihan beternak kelinci. Ia merogoh kocek untuk mengikuti pelatihan sampai ke Surabaya dan Malang, Jawa Timur.
Lima bulan pertama, dari empat kelinci betina itu, seekor di antaranya beranak 5-7 ekor. Ia lalu bisa menjual 20-30 kelinci anakan. Kelinci itu dijual sebagai bibit. Harga satu paket bibit, terdiri dari tiga kelinci usia 2-3 bulan, Rp 100.000.
Jika pembeli menghendaki sepasang kelinci, harganya Rp 60.000. Jika pembeli ingin membeli kelinci betina saja, harganya Rp 40.000 dan har- ga kelinci jantan Rp 20.000 seekor.

"Hanya dalam dua bulan, modal saya sudah kembali," kata Sukarno yang waktu itu juga menjual kelinci berumur 35-45 hari.
Namun, kematian juga terjadi pada sebagian kelincinya. Hal itu tidak sampai membuat tekadnya beternak kelinci surut. Pada bulan keenam, dia mulai mengembangkan usaha. Sukarno menambah jumlah indukan hingga mampu mendapat 70 kelinci anakan per bulan.

Waktu itu, sebagai satu-satunya peternak kelinci di Dusun Klabaran, Sukarno harus berjuang sendiri. Baru sekitar
tahun 1998 lima warga lainnya berminat setelah melihat sukses yang diraihnya. Mereka lalu membeli kelinci dari Sukarno dan mulai beternak kelinci.
Melihat semakin banyak tetangga yang berminat beternak kelinci, pada 2001 Sukarno membentuk Kelompok Ternak Kelinci Sumber Makmur di Dusun Klabaran. Dari total 140 keluarga di Dusun Klabaran, 85 orang di antaranya anggota Kelompok Ternak Kelinci Sumber Makmur. Total populasi kelincinya sekitar 1.600 ekor.

Setelah membentuk kelompok, Sukarno mendekati Dinas Peternakan dan Paguyuban Peternak Kelinci Magelang untuk memperkenalkan Kelompok Ternak Kelinci Sumber Makmur. Tujuannya, agar kelompoknya semakin dikenal orang dan diikutsertakan dalam pameran dan berbagai program pembinaan.
Adanya kelompok peternak itu rupanya berhasil memicu gairah beternak kelinci di desa-desa lain. Sejak tahun 2008 Sukarno menjadi Ketua Asosiasi Ternak Kelinci Merbabu yang beranggotakan 1.400 peternak kelinci di 16 desa di Kecamatan Ngablak. Total populasi kelincinya 16.000 ekor.
Memasarkan

Tak beda dengan awal memulai beternak kelinci, usaha memasarkan kelinci pun dimulai Sukarno dengan susah payah. Awalnya, dia menawarkan kelinci kepada warga di desa tetangga. Setiap kali ada pertemuan kelompok petani sayur tingkat desa ataupun kecamatan, dia manfaatkan untuk berpromosi.
"Kalau kebetulan menengok kerabat di desa atau kecamatan lain, saya sekalian berusaha menceritakan soal ternak kelinci. Harapannya, mereka berminat membeli kelinci," ujar Sukarno.

Dia juga rajin mendatangi pasar-pasar hewan di sejumlah kecamatan di Kabupaten Magelang. "Dalam hati, saya memotivasi diri sendiri supaya tidak kapok ke pasar sekalipun di pasar belum tentu ada yang mau beli kelinci."
Namun, semua itu merupakan cerita masa lalu. Sekarang Sukarno dan Kelompok Ternak Kelinci Sumber Makmur kewalahan memenuhi permintaan konsumen. Mereka bahkan tak mampu memenuhi permintaan yang datang dari sejumlah kota di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan. Setiap bulan rata-rata permintaan kelinci anakan mencapai 500 ekor. Sementara produksi mereka masih sebanyak 200-300 ekor.
"Jadi, terkadang kami pun terpaksa meminta tambahan dari kelompok ternak kelinci di desa lain atau bahkan dari kecamatan lain," ujar Sukarno.
Setelah sukses berbudidaya kelinci, Sukarno ingin membagikan ilmunya kepada orang lain. Ada undangan atau tidak, dia rutin bepergian ke luar kota meski sekadar menghadiri pertemuan kelompok tani untuk memaparkan usaha ternak kelinci.
Perjalanan itu dia lakukan sampai ke daerah Sleman, DI Yogyakarta, Temanggung, Purworejo, serta beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang. Untuk semua perjalanan dan informasi itu, Sukarno tidak meminta imbalan.
"Bisa membagi ilmu kepada orang lain itu sudah mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi saya," ujar Sukarno kalem. (Kompas)

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOSIALISASI, BIMTEK DAN PEMBINAAN CABOR FORMI

TANTANGAN FORMI KEDEPAN LEBIH BESAR TERUTAMA  RENCANA PERUBAHAN DARI FEDERASI OLAHRAGA REKREASI MASYARAKAT INDONESIA ( FORMI ) MENJADI KOMIT...