MAPCLUB

Minggu, 26 Mei 2019

Contoh Sambutan Hari Santri Nasional


Penghormatan
1.   Orang Tua
2.   Guru
3.   Forkompimda Pamekasan
4.   Rois Syuriah PCNU Pamekasan beserta jajaran
5.   Ketua Tanfidziyah PCNU Pamekasan beserta jajaran
6.   Banom NU beserta jajaran
7.   Para Kiai, Guru Ngaji, Santri
8.   Para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, tokoh pemuda
9.   Kawan-kawan jurnalis serta hadirin yang berbahagia.
10.                Rakyat Pamekasan

Alhamdulillah, dst.
Sholatullah,, dst.

Hadirin, Para Santri dan undangan yang Kami Banggakan.

Sebagaimana kita mafhumi bersama, bahwa, baru setelah 70 tahun (22 Oktober 1945-22 Oktober 2015), salah satu peristiwa paling heroik di negeri ini, yakni resolusi jihad yang digelorakan Hadratussyekh KH. Hasyim Asyari mulai mendapatkan apresiasi dan pengakuan positif dari pemerintah.
Indikasinya, Presiden Jokowi sudah mengeluarkan statement bahwa Pemerintah Republik Indonesia akan menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Tentu saja sinyalemen positif tersebut harus kita syukuri sebagai berkah sejarah.
Sebab, melampaui segala ekspektasi politis, pengakuan resmi pemerintah terhadap resolusi jihad 22 Oktober 1945 adalah kunci penting untuk membuka tabir sejarah pergerakan yang selama ini cenderung bias terhadap kalangan pesantren.
Sudah menjadi rahasia umum, tafsir sejarah Indonesia modern relatif alergi dan diskriminatif terhadap sepak terjang kyai dan santri dalam setiap jengkal perjuangan kebangkitan bangsa Nusantara menghadapi kolonialisme.
Hadirin, Para Santri dan undangan yang Kami Banggakan.
Secara mendasar posisi tafsir sejarah yang cenderung bias tersebut dikarenakan puzzle historiografi perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia selama ini hanya fokus memotret elite capture: semacam sudut pandang elit(is) dalam merekonstruksi peristiwa sejarah, terutama sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa ini. Elite capture itu, misalnya, terepresentasi dalam narasi sejarah yang cenderung menganggap kemerdekaan Indonesia terengkuh hanya karena semata-mata peran besar Soekarno-Hatta. Tokoh-tokoh lainnya hanya dianggap “penggembira”, yang tidak disinggung sama sekali. Kalaupun disebut pahlawan, nama-nama “figuran” itu hanya menjadi penghias tanpa dijelaskan secara proporsional dalam buku-buku sejarah yang diajarkan di sekolah tentang bagaimana peran mereka selama masa perjuangan kemerdekaan.
Misalnya karya RE Elson, “The Idea of Indonesia” dan hasil riset Adrian Vickers dalam  A History of Modern Indonesia”, -dua buku yang sering dijadikan rujukan pemerhati sejarah Indonesia—  hanya mencatat gagasan nasionalisme dan ide pembentukan Indonesia semata-mata hanya dari golongan terpelajar hasil didikan Belanda. Sementara peran golongan rakyat di perdesaan maupun pinggiran kota nyaris tidak terdengar.
Padahal, dalam interpretasi sejarawan yang tidak terkena virus “elite capture”, peran kyai dan santri (baca; pesantren) dalam era kebangkitan nasional maupun revolusi kemerdekaan, sungguh sangat besar.

Hadirin, Para Santri dan undangan yang Kami Banggakan.
Catatan sejarah membuktikan. Pada tahun 1512, ketika embrio NKRI masih bernama Kerajaan Demak, Pati Unus yang merupakan santri didikan Wali Songo dengan gagah berani memimpin 10.000 pasukan dalam 100 kapal untuk menyerbu Portugis di Malaka. Tujuannya sederhana, agar Portugis tidak lebih jauh masuk ke Nusantara dan mengancam kedaulatan. Kemudian, pada tahun 1852, Pangeran Diponegoro yang merupakan santri dan ahli tarekat dari padepokan Tegalrejo, Yogyakarta mengobarkan perang Jawa (Java Oorlog) hingga membuat Belanda mengalami kerugian 20 juta gulden dan nyaris bangkrut. Kemudian ketika hasil politik etis menjadikan para elite pribumi memimpikan berdirinya negara Indonesia, para ulama dan kiai NU pada Muktamar NU tahun 1925 di Banjarmasin telah membulatkan tekad untuk memperjuangkan lahirnya Republik Indonesia sebagai Darussalam (negara kesejahteraan), bukan Darul Islam (negara Islam): sebuah gagasan progresif ketika belum banyak orang berpikir tentang konsep dasar negara Indonesia. Kemudian di era revolusi kemerdekaan, Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa progresif tentang resolusi jihad pada 22 Oktober 1945: suatu seruan yang membangkitkan spirit para santri di Jawa Timur untuk mengusir penjajah pada perang 10 November 1945.
Tidak berhenti sampai di situ. Ketika era perang senjata (perang konvensional) sudah berakhir dan berganti rupa menjadi perang dingin (non-konvensional), Kiai Ahmad Shiddiq Jember melakukan ijtihad intelektual yang brilian sehingga menghasilkan rumusan pemikiran yang menjadikan prinsip-prinsip tauhid dan aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah kompatibel dengan Pancasila. Sebuah landasan epistemologis yang membuat NU secara sukarela menjadikan Pancasila sebagai asas NU jauh sebelum Soeharto secara represif memaksakan Pancasila sebagai asas tunggal di Indonesia. Tujuan Kiai Ahmad Shiddiq cukup sederhana, yakni bagaimana agar NKRI agar tetap utuh dan berdaulat.
Deskripsi historis di atas menjadi bukti bahwa para Wali, Kiai dan santri-santrinya sudah berkomitmen sejak dahulu untuk mempertahankan tanah air warisan Majapahit, Demak, Pajang, Mataram Islam, hingga bertransformasi menjadi NKRI ini tetap merdeka, berdikari dan memiliki kedaulatan. Dengan demikian, nyaris tidak ada satu pun momen sejarah perjuangan di republik ini yang luput dari kontribusi pesantren. Termasuk, momentum pertempuran 10 November 1945 yang diawali dengan berbagai rangkaian peristiwa yang berlangsung sejak 22 Oktober 1945.
Oleh karena itu, jika pemerintah mengakui peristiwa 10 November 1945 sebagai momentum penting dalam sejarah Republik Indonesia, maka sudah menjadi keniscayaan pemerintah juga harus mengakui peristiwa resolusi jihad 22 Oktober 1945 sebagai bagian tak terpisahkan dari pertempuran di Hari Pahlawan (10 November 1945).

Hadirin, Para Santri dan undangan yang Kami Banggakan.
Penetapan peristiwa resolusi jihad sebagai hari santri nasional, tidak akan memberikan arti apa-apa bagi santri, apabila kita, para santri, tidak melakukan apa-apa, hanya puas dengan penetapan hari santri sebagai hari nasional oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Oleh karena itu, tugas santri kedepan adalah melakukan rekonstruksi kebangkitan pesantren. Artinya, tidak cukup bagi pemerintah untuk berhenti hanya sampai pada pengakuan secara seremonial. Namun harus terus berjuang untuk mendapatkan pengakuan secara substansial. Salah satu contohnya adalah upaya sistematis yang dilakukan pemerintah untuk melakukan rekonstruksi sejarah perjuangan pesantren dalam era kebangkitan nasional dan revolusi kemerdekaan.

Hadirin, Para Santri dan undangan yang Kami Banggakan.
Secara pelan tapi pasti, kita harus melakukan afirmasi kultur dan sistem pendidikan ala pesantren salaf ke dalam sistem pendidikan nasional. Sebab selama ini sistem pendidikan nasional sudah terkanonisasi (tersetting) untuk condong pada sistem pendidikan sekuler barat yang cenderung empiris dan kuantitatif, sehingga susah menerima model alternatif pendidikan ala pesantren yang relatif lebih ekletik, fleksibel terhadap berbagai kemungkinan percampuran paradigma.
Hal ini amat sangat penting agar posisi pesantren bisa berdiri tegak sebagai subjek di tanah air sendiri (fa’il), bukan terus menerus (di)posisi(kan) menjadi objek yang inferior; subordinat (maf’ul).

Hadirin, Para Santri dan undangan yang Kami Banggakan.
Hal lainnya adalah, tugas kita semua, untuk mendidik dan melahirkan santri Milenial.
Harus kita akui bersama, bahwa, saat ini, dunia banyak digerakkan oleh tekhnologi digital, semua kini serba digital dan online, tak heran generasi millennial juga menghabiskan hidupnya hampir senantiasa online 24/7.
Menurut riset Social Lab, 58 persen generasi millennial lebih rela kehilangan indra penciuman, dari pada akses terhadap teknologi. Generasi ini melihat dunia tidak secara langsung, namun dengan cara yang berbeda, yaitu dengan berselancar di dunia maya, sehingga mereka jadi tahu segalanya. Mulai dari berkomunikasi, berbelanja, mendapatkan informasi dan kegiatan lainnya, generasi millennial adalah generasi yang sangat modern, lebih daripada orang tua mereka, sehingga tak jarang merekalah yang mengajarkan teknologi pada kalangan orang tua.
Generasi millenial adalah generasi yang sangat melek teknologi, bahkan sangat tergantung dengan teknologi (terutama teknologi informasi dalam wujud smartphone dan jaringan internet tinggi) untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, maka Generasi SANTRI MILLENIAL yang saat ini banyak terlibat dalam pertarungan informasi di internet juga rawan terombang-ambing dalam arus besar informasi di internet yang nyaris tanpa batas dan tanpa filter tersebut.
Santri millenial adalah santri yang sangat melek teknologi, bahkan menjadikan tekhnologi (terutama teknologi informasi dalam wujud smartphone dan jaringan internet tinggi) sebagai media, sarana dalam kegiatan belajar, berdakwah maupun untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari.
Ancaman bagi santri milenial adalah, mereka sangat rawan terpapar oleh efek negatif dari internet. Misalnya pornografi online, kriminalitas online dan juga penyebaran berita fitnah lewat internet atau yang akhir-akhir ini akrab dikenal dengan istilah HOAX.
Sebab karakter internet selalu bermata ganda: BAIK dan BURUK hadir sekaligus. Kecepatan internet memudahkan kita untuk menyebarkan dakwah maupun pesan-pesan positif. Namun di sisi lain, kemudahan internet juga dapat menghadirkan kemudharatan yang berdampak fatal, misalnya: pornografi, penyebaran fitnah (HOAX) dan penyebarluasan gagasan-gagasan radikalisme agama (ISIS, terorisme, menentang Pancasila, menghina Ulama maupun ide-ide tentang Khilafah Islam).
Saat ini, banyak sekali beredar situs-situs internet yang dikelola oleh kelompok-kelompok radikal yang coba “mencuci otak” generasi millenial dengan ajakan-ajakan untuk bersikap radikal, fundamentalis. Dan hal ini sangat berbahaya karena kiprah kaum radikal di sosial media (sosmed) sangat terstruktur, sistematis dan massif.
Oleh karena itu, para SANTRI MILLENIAL juga butuh pemahaman yang baik tentang LIETRASI MEDIA.
LITERASI MEDIA adalah kemampuan untuk mencerna informasi di media (terutama media online dan sosial media seperti FaceBook, Twitter, WhatsApp, Instagram, dll) agar tidak termakan begitu saja dengan informasi yang dihantarkan media-media tersebut. Sebab saat ini banyak informasi yang berkembang di media sosial bersifat tidak valid alias fitnah atau HOAX.
LITERASI MEDIA harus terus dipupuk dan dilatih dengan cara belajar dengan benar kepada sumber yang benar. Misalnya kalau mau belajar agama ya harus kepada Ulama/Kiai yang jelas sanad ilmunya, alim dan memang mumpuni. Jangan asal percaya dengan omongan orang yang mengaku Kiai/Ulama padahal sebenarnya ilmunya masih dangkal. Sehingga harus hati-hati bila belajar agama di YouTube atau sosial media lainnya.

Hadirin, Para Santri dan undangan yang Kami Banggakan.

Pada kesempatan ini, kami sampaikan hormat dan rasa terima kasih kami kepada seluruh santrI, khususnya di Pamekasan. Karena telah menjadi bagian terpenting dalam pembangunan dan pembelajaran penting dalam sejarah peradaban Indonesia dan dunia.
Untuk itu, kami mengajak kepada seluruh santri untuk terus meningkatkan peran dalam lingkungan kita masing-masing.
Dalam pemerintahan Pamekasan kali ini, kamu berkomitmen, salah satunya akan menydiakan beasiswa santri, meningkatkan kesejateraan guru dan ustadz, serta melakukan pengembangan teknhologi pengelolaan masjid.

Taka ada Gading yang tak retak, Bumi mana yang tak kena hujan.
Tak ada persoalan yang bisa diselesaikan sendirian, tak kenikmatan tanpa kebersamaa, dan tak keberhasilan tanpa peran serta yang lainnya.
Kekuatan kita, adalah Kebersamaan kita.
Mari bergandengan tangan, Menuju Pamekasan Sejahtera berdasarkan Nilai-nilai Islam.

Jas  Merah (jangan sekali-kali meninggalkan sejarah)
Jas  Hijau (jangan sekali-kali menghilangkan Jasa Ulama’)

Wallahulmuawafi Ila Aqwamittthorieq
Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb.,

1 komentar:

  1. AYO Bergabung Bersama AJOQQ | Menawarkan Berbagai Jenis Permainan Menarik.
    1 ID untuk 8 Permainan Poker, Domino, Capsa Susun, BandarQ, AduQ, Bandar Poker, Sakong, Bandar66 ( NEW GAME!! )
    Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
    - Bonus Cashback 0.3%. Dibagikan Setiap hari SENIN
    - Bonus referral 20% SELAMANYA
    - Minimal Deposit dan Withdraw hanya 15 rb Proses Aman & cepat
    - 100% murni Player vs Player ( NO ROBOT )
    Whatshapp : +855969190856
    website : AJOQQ.INFO

    BalasHapus

SOSIALISASI, BIMTEK DAN PEMBINAAN CABOR FORMI

TANTANGAN FORMI KEDEPAN LEBIH BESAR TERUTAMA  RENCANA PERUBAHAN DARI FEDERASI OLAHRAGA REKREASI MASYARAKAT INDONESIA ( FORMI ) MENJADI KOMIT...