
pastoran. Alun-alun Kota Magelang selain sebagai pusat kegiatan publik, juga dipandang sebagai simbol kerukunan beragama, yaitu dengan adanya beberapa sarana peribadatan untuk agama Islam, Ketholik, Kristen dan Konhuchu. Sementara di sudut sebelah barat laut ada menara air yang merupakan peninggalan Belanda. Menara air ini menjulang setinggi lebih kurang 15 m. Dan sekarang ini menara tersebut digunakan oleh PDAM Kota Magelang sebagai tempat penampungan air yang sanggup memenuhi kebutuhan akan air bagi warga Kota Magelang. Menara air minum, dengan desain kolonial yang unik, saat ini djadikan sebagai salah satu land mark Kota Magelang. Alun-alun ini sekarang dibuka untuk umum bagi warga Magelang. Biasanya digunakan untuk bersantai di sore hari, tempat penyelenggaraan konser band atau untuk upacara hari besar kenegaraan. Namun alun-alun ini sebelumnya tidak dibuka untuk umum dan hanya digunakan untuk upacara-upacara tertentu. Pada tahun 2002, Pemerintah Kota Magelang menyusun Master Plan Alun-Alun Kota Magelang, yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk kegiatan renovasi Alun-Alun. Konsep dasar master plan tersebut adalah untuk menjadikan Alun-Alun sebagai pusat kegiatan publik bagi warga kota.
Vidio Bakal Alun - alun Kota Magelang
Tapi pada tahun ini pun Penataan kawasan Alun-alun di pusat Kota Magelang akan menelan dana sebesar Rp 6,5 milyar. Anggaran itu berasal dari APBD tingkat I Rp 4 milyar dan ditambah APBD II Rp 2,5 milyar. Bertujuan terutama untuk menata para pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini berjualan di tempat tersebut. Mereka akan dibuatkan tempat khusus untuk berjualan dan diberi tenda seragam. Dan itu semua untuk menambah menariknya kota kita tercinta ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar