MAPCLUB

Best Motivasi


LIKA – LIKU KEHIDUPAN KU DI WAKTU LIBUR HARI RAYA
Pada suatu hari saya terpilih sebagai ketua kegiatan Ramadhan di kampungku. Tepatnya pada saat pengajian remaja di PAY saya di percaya agar dapat mengetuahi dalam kegiatan itu padahal saya bukan yang tertua dalam kepanitiaan dan kegiatan itu. Tapi menurut ku itu sebagai awal saya memimpin kegiatan organisasi. Karena menurutku seorang pemimpin tidak harus yang tertua tetapi pemimpin itu harus bisa merangkul semua anggotanya. Tapi pada waktu pemilihan itu saya sempat enggan untuk mengambil posisi itu.
"Hehehe . . . Waduw . . .piye ki??" saya bertanya – tanya.
"ra popo . . . kala – kala . . .setahun pisan we! Ngge latihan!" jawab teman – teman ku
Sayapun hanya garuk - garuk kepala sambil melamun dan berfikir agar saya dapat melaksanakan tugas itu. Akhirnya saya pun menerima posisi itu.
"Baik saya akan menerima posisi itu tapi saya butuh bantuan dari teman - teman dalam pelaksanaan tugas tersebut. Karena tanpa bantuan kalian saya hanyalah seorang manusia biasa yang tidak dapat hidup tanpa bantuan dari orang lain.
"Insyaallah!!!" jawab teman – teman dengan serentak.
Tugasku pun dimulai pada bulan Ramadhan saya dan teman – teman ku setiap sore selalu mendampingi anak – anak menunggu datangnya adzan Mahgrib sebut saja buka bersama. Itu kami laksanakan selama bulan ramadhan.
Dua minggu sebelum hari raya saya dan teman – teman ku mulai di bingungkan dengan mencari beberapa bambu untuk membuat obor. Obor itu digunakan untuk kegiatan takbir keliling. Dan dibagikan kepada pesertanya.
"Piye ki Nov, oncore golek nendi???" kata Danu salah satu teman ku.
"Wah, , , piye yow???" saya berfikir sambil bertanya – tanya.
"Nek pas kae Pak Siwit nawani, tapi gelem njipuk neng Tegalrejo meneh ora?" Jawab Danu
"Wah, , , nek neng Tegalrejo numpak apa? Nek nggawa mobil, mobile capa? Apa motor?" kata saya.
"Nek gawa motor yow ra papa tapi do gelem ora???" jawab Danu
"Nah nek gawa motor saya raiso turgekna do raiso melu kabeh njur seng melu sitik!!!" sangga Yossy.
"Tapi nek gawa mobil – mobile capa???" jawab saya
"Lha Mas Rosid???" jawab Dwi
"Tapi seng amang capa???" jawab saya
"Sorry yow nek aq raiso kowe ngerti dewe tow!!! Tuir wae kon omong!" kata Danu
"Yowes saiki bali cek wae adus – adus cek lanjutke sesok meneh" kata saya
Pada malam harinya saya dan teman – temanku melaksanakan sholat tarawih berjama'ah dan malam harinya kami tidur di masjid karena pada pagi harinya kami harus membangunkan orang untuk sahur. Sebut saja tetek. Kami memulai pada pukul tiga pagi dan selesai pukul setengah empat pagi. Sesudah selesai kami pulang kerumah masing – masing untuk sahur dan melanjutkan tidur karena kami harus pergi ke sekolah pada keesokan harinya. Dan pada sore dan malam harinya kami melaksanakan seperti hari – hari sebelumnya.
Akhirnya hari yang kunanti – nantikan pun datang yaitu seminggu sebelum hari raya. Hari itu merupakan hari yang menyenangkan bagi para pelajar di kota Magelang. Karena hari itu adalah hari terakhir masuk sekolah. Saya pun pulang sekolah dengan raut wajah yang ceria.
Pada sore harinya saya dan teman – teman ku kumpul lagi untuk mendampingi anak – anak menunggu datangnya adzan Mahgrib dan membahas masalah oncor.
"Piye iki oncore?" Tanya saya
"Lha mobile mas Rosid piye?" jawab salah satu teman ku
"Yo sesok parani omahe yow!" jawab ku
"Yo gampang teko do di sms" jawab salah satu teman ku
Keesokan harinya, karena sekarang sudah liburan kami setiap pagi habis subuh kadang – kadang jalan – jalan di sekitar kampungku. Saya dan teman – teman ku jalan – jalan biasanya sampai pukul tujuh pagi. Setelah itu kami pulang dan melanjutkan mimpi kami. Sekitar pukul setengah satuan kami kumpul dan menemui mas Rosid untuk minjam mobilnya untuk mencari obor. Setelah itu kami kembali kerumah masing – masing karena untuk mobilnya kita sudah mendapatkannya. Sehabis itu kami melaksanakan kegiatan seperti rutinitas biasanya. Tetapi untuk kegiatan sekolah kami gunakan untuk tidur.
Tiga hari sebelum lebaran adalah waktu untuk kami mencari obor di Tegalrejo yang dimulai pukul sepuluh pagi. Setelah kami sampai sana kami langsung menebangi banyak pohon bambu yang digunakan kurang lebih seratus buah oncor. Sungguh hari yang melelahkan puasa – puasa menebangi pohon bambu. Setelah itu kami mengambil buah kelapa muda yang digunakan nanti sore untuk buka puasa. Yang mengambil kelapa itu adalah salah satu dari temen kami yang jago memanjat.
"Ayo, leg lhes ndang dipenek Pli! Selak mahgrib" teriak Wahyu kepada Aji yang sering di panggil kipli.
"Yo, sek Og golek seng ra ono lumute!" jawab Aji kepada Wahyu yang sering di panggil I'og.
"Ki lho pli ra ono lumute!" teriak Ganjar
"Yo ." jawab kipli dan langsung memanjat pohonnya.
"Wah . . . Kipli nek kon menek wasis yo ngasi siikile nggegem." kata Wahyu samil bergurau.
"Pli golek seng enom ojo seng tua." kata salah satu temen ku.
Setelah beberapa saat tiba – tiba satu kelapa jatuh di atas seng dan menimbulkan bunyi yang keras. Dan menganggetkan beberapa orang. Setelah kelapa terkumpul kemudian kami masukan mobil dan melanjutkan perjalanan pulang. Tetapi alam sungguh tak bersahabat di daerah Sindas kami di sambut dengan hujan yang cukup lebat tetapi itu hanya sebentar dan dilanjutkan gerimis. Setelah sampai di rumah semua obor kami simpan untuk dibagikan pada hari kamisnya dan kami kembali kerumah untuk isrirahat.
Pada malam harinya kami bertugas untuk membatu membungkus beras zakat pada besok hari kamis. Pertama – tama kami meminjam timbangan terlebih dahulu. Setelah itu timbangan itu kami bawa ke rumah bapak Zaenuri yaitu tempat untuk membungkus zakat. Akhirnya setelah berkumpul semua pembungkusan dimulai semua beras yang diterima dicampur jadi satu. Namanya anak muda melihat beras yang banyak seperti gunung, merekapun malah buat mainan. Akhirnya setelah kurang lebih dua jam pembungkusan selesai dengan tubuh berwana putih semua. Setelah selesai semua hal yang di tunggu datang yaitu makanan yang berupa mie rebus. Walaupun sederhana tetapi sungguh enak karena dimakan secara bersama – sama.
Hari kedua sebelum lebaran, hari ini adalah hari pembagian zakat dan obor. Untuk pembagian zakat saya hanya mengikuti sebentar karena saya bangunya kesiangan dan pergi ke Bandongan sebentar. Dan waktu saya kembali pembagiannya sudah hamipir selesai. Setelah selesai kami pulang dan siap – siap untuk pembagian obor pukul setengah empatan. Setelah pukul tiga sore kami berkumpul untuk persiapam pembagian obor. Setelah siap obor dibagikan dan banyak anak banyak tidak mendapatkan obor. Kebudian setelah itu kami pulang dan siap – siap untuk takbir keliling nanti malam. Pada malam harinya takbir keliling pun dimulai yang diawali dari halaman masjid dan berpurar menglilingi kampong ku. Setelah itu kumpul lagi di serambi masjid dan dibagikan snack dan nasi kluban. Sungguh meriahnya acara itu. Setelah itu kami tidur disalah satu rumah teman ku. Sungguh enak tidur bersama walaupun penuh sesak.
Keesokan harinya,
"Allahu Akbar . . . Allahu Akbar . . . Allahu Akbar . . .Laaila Haillahu Allahu Akbar" suara takbir berkumandang berkali – kali tanda hari suci telah tiba.
Hari Raya Idul Fitri pun telah datang. Saatnya saling bermaaf – maafan. Hari pertama saya awali dari sholat Ied terlebih dahulu walupun saya sempat terlambat ke masjid tetapi sematku tidak kendor. Setelah sholat Ied selesai saya awali bersalam – salaman kepada kedua orang tua ku. Kemudian saya melanjutkan ke rumah kakek saya yang tidak jauh dari rumah. Suasana haru pun tercipta. Setelah itu saya dan keluarga besar saya melanjutkan ke sekitar rumah kakek saya. Kemudian setelah itu kami melanjutkan halal bi halal di sepanjang jalan protokol. Yang di hadiri oleh banyak warga kampungku. Halal bi halal pun dimulai dan jabatan tangan pun dimulai. Setelah itu saya kembali ke rumah kakek saya dan kemudian istirahat karena lelah setelah dua jaman jalan terus. Tidak lama beristirahat kumandang adzan solat jum'at pun berkumandang dan saya mengambil air wudhu dan bergegas menuju masjid. Setelah itu saya pulang kerumah dan istirahat karena suasana hari raya dibasahi oleh hujan. Pada waktu hujan itu saya gunakan untuk tidur. Untuk kegiatan malam saya tidak kemana – mada karena susana dingin dan dengan diriku yang capek.
Pada hari ke dua, saya tidak pergi jauh karena dari pagi sampai sore mendung dan hujan. Saya hanya pergi disekitar rumah saja.
Pada hari ke tiga, saya pergi kerumah paman saya dari bapak saya di Bandongan. Saya disana Cuma sebentar karena saya mempunyai urusan lain. Setelah dari bandongan saya kembali kerumah dan saya menyelesaikan urusan ku. Urusan itu adalah kumpul dengan teman teman ku dan melaksanakan safari bersama. Safari adalah berkunjung kerumah – rumah sesepuh di kampung ku. Safari itu sungguh mengasikan soalnya dimana – mana di berimakan yang enak – enak dan perginya bersama – sama dan sambil bergurau. Setelah kami selesai, kami pulang kerumah masing – masing.
Hari ke empat, hari keempat adalah jadwalku untuk silaturahmi ke Ngragilan tapi tidak jadi dikarenakan cuaca tidak mendukung.
Pada hari berikutnya akhirnya adalah waktu saya pergi ke Ngragilan. Tapi saya sungguh kecewa karena perginya pada sore hari dalam keadaan mendung. Padahal Ngragilan itu tempatnya asri cocok untuk tempat pemotretan foto frofil facebook. Saya sekeluarga pergi ke Ngragilan dari rumah pukul tiga sore. Tapi saya dan kakak saya pergi ke kantor PLN cabang Borobudur dulu. PLN cabang Borobudur adalah tempat PKL kakak saya. Kami pun berangkat dalam posisi awan mendung.
"Ian , , nggowo mantol to?" tanya kakak saya
"ngowo!" jawab saya
"mantol egois pow batman?" tanya kakak saya
"batman , , ." jawab saya
"meh di enggo kapan?" tanya kakak saya
"sek bariki during paiyo deres." jawab saya
Beberapa menit kemudian hujan pun datang.
"ayo dinggo wes deres selak klebus." Ajak kakak saya
"yo tak golek iyup – iyupan." jawab saya
Setelah mendapatkan tempat berteduh saya berhenti untuk memakai jas hujan dulu. Setelah saya memakai saya melanjutkan ke kantor PLN. Sesampainya disana saya jadi tidak enak karena di sana ruangannya ber-AC dan lantainya bersih. Tapi saya dating dalam kondisi basah dan sandal kotor dan saya hanya mengotori lantai saja. Tidak lama di kantor PLN saya melanjutkan perjalanan ke Ngragilan. Kami sampai di Ngragilan tepat waktu maghrib. Akhirnya saya langsung saya menuju ke Mushola. Kemudian saya membali ke rumah saudara saya yang di Ngragilan. Disana saya disuruh makan dengan mie dua kali di rumah yang berbeda. Setelah beberapa jam disana saya pulang pukul delapan malam. Pada saat perjalanan saya di ajak mampir di rumah teman kakak saya yang ada di Kaligoro disana saya di beri brownies yang dibuat oleh dia sendiri. Tak beberapa lama disana akhirnya kamipulang ke rumah.
Sesampainya dirumah saya di ajak pergi ke alun – alun sambil duduk – duduk dan refresing.
"piye do nganggur kabeh mumpung mobile iseh neng njobo, arep do nendi tak terke!" tanya paman Yuwono
"mas Yu alun – alun wae karo gitaran karo tuku apa mengko." jawab om Bambang.
"wah bener wi ayo" jawab kami dengan serentak.
"Ian gitare jipuk kana!" kata om Bambang.
"yo , , , sisan mangkat wae." Jawab saya.
Setelah semuanya sudah disiapkan kami berangkat ke alun – alun. Sesampainya disana saya langsung mengeluarkan gitar dari bagasi. Setelah ku keluarkan ternyata salah satu senar gitarnya ada yang putus satu. Kemudian kami duduk – duduk pinggir alun – alun sambil membeli susu dan rondhe. Kami di alun – alun sampai pukul sebelas maleman akhirnya kami pulang kerumah. Sesampainya dirumah saya langsung pergi ke atas tempat tidurku untuk menyiapakan hari esok.
Itu adalah akhir cerita dari saya yang penuh dengan suka duka. Tetapi penuh dengan makna. Semoga cerita ku ini dapat bermanfaat bagi kalian semua
Karya : Novian Eri Kusuma ( X D / 20 ) 


download klik disini


1. Arti Keluarga (By Rahardian Praditya)
 
Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. "Oh, maafkan saya" adalah reaksi saya. Ia berkata, "Maafkan saya juga; saya tidak melihat Anda." Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal. Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana Kita memperlakukan orang-orang yang Kita kasihi, tua dan muda.

Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. "Minggir," kata saya dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya. Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara padaku, "Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan Menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu."

"Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning Dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, Dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu." Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes.

Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku Dan berlutut di dekat tempat tidurnya, "Bangun, nak, bangun," kataku. "Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?" Ia tersenyum, " Aku menemukannya jatuh dari pohon. " 
"Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. 
Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru."

Aku berkata, "Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi. "Anak manisku berkata, "Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu." Akupun membalas, "Anakku, aku mencintaimu juga, Dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru."

 Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan dimana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka. Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan?
Jadi apakah anda telah memahami apa tujuan cerita di atas? Apakah anda tahu apa arti kata KELUARGA?


2. Siapa paling jelek ??
oleh Rahardian Praditya pada 28 Maret 2011 jam 16:00

Ada suatu kisah seorang santri yg menuntut ilmu pada seorang Kyai. Bertahun-tahun telah ia lewati hingga sampai pada suatu ujian terakhir. Ia menghadap Kyai untuk ujian tersebut. "Hai Fulan, kau telah menempuh semua tahapan belajar dan tinggal satu ujian, kalau kamu bisa menjawab berarti kamu lulus ", kata Kyai. "Baik pak Kyai, apa pertanyaannya ?" "Kamu cari orang atau makhluk yang lebih jelek dari kamu, kamu aku beri waktu tiga hari ". Akhirnya santri tersebut meninggalkan pondok untuk melaksanakan tugas dan mencari jawaban atas pertanyaan Kyai-nya. 

Hari pertama, sang santri bertemu dengan si Polan pemabuk berat yg dapat di katakan hampir tiap hari mabuk-mabukan. Santri berkata dalam hati, " Inilah orang yang lebih jelek dari saya. Aku telah beribadah puluhan tahun sedang dia mabuk-mabukan terus ". Tetapi sesampai ia di rumah, timbul pikirannya. "Belum tentu, sekarang Polan mabuk-mabukan siapa tahu pada akhir hayatnya Alloh memberi Hidayah (petunjuk) dan dia Khusnul Khotimah dan aku sekarang baik banyak ibadah tetapi pada akhir hayat di kehendaki Suul Khotimah,bagaimana ? Dia belum tentu lebih jelek dari saya. 

Hari kedua, santri jalan keluar rumah dan ketemu dengan seekor anjing yg menjijikan rupanya, sudah bulunya kusut, kudisan dsb. Santri bergumam, " Ketemu sekarang yg lebih jelek dari aku. Anjing ini sudah haram dimakan, kudisan, jelek lagi " . Santri gembira karena telah dapat jawaban atas pertanyaan gurunya. Waktu akan tidur sehabis 'Isya, dia merenung, "Anjing itu kalau mati, habis perkara dia. Dia tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatannya oleh Alloh, sedangkan aku akan dimintai pertanggung jawaban yg sangat berat yg kalau aku berbuat banyak dosa akan masuk neraka aku. "Aku tidak lebih baik dari anjing itu. 

Hari ketiga akhirnya santri menghadap Kyai. Kyai bertanya, "Sudah dapat jawabannya muridku ?" "Sudah guru", santri menjawab. " Ternyata orang yang paling jelek adalah saya guru". Sang Kyai tersenyum, "Kamu aku nyatakan lulus". 

Pelajaran yg dapat kita petik adalah:
Selama kita masih sama-sama hidup kita tidak boleh sombong/merasa lebih baik dari orang/mahkluk lain. Yang berhak sombong adalah Alloh SWT. Karena kita tidak tahu bagaimana akhir hidup kita nanti. Dengan demikian maka kita akan belajar berprasangka baik kepada orang/mahkluk lain yg sama-sama ciptaan Alloh.
3. Derita CINTA
oleh Rahardian Praditya pada 17 Maret 2011 jam 20:25
Cinta itu tujuannya tidak untuk melukai kita.
Tidak ada yang diciptakan Tuhan itu sia-sia;
hanya kalau kita memperlakukannya sia-sia, maka jadilah ia sia-sia.

Semua yang diberikan Tuhan itu rahmat, dan menjadi peng-indah kehidupan
jika menggunakannya dengan cara yang memperkuat kita.

Yang paling melukai kita,
bukanlah butanya cinta; tetapi lumpuhnya logika.
Orang yang sedang jatuh cinta sering tidak  realistis; jam berapapun ketemu, jam berapapun telpon dll.

Cinta itu pemujaan.
Sehingga logikanya, orang yang dicintai itu tempatnya diatas orang yang mencintai.
Maka orang yang ditolak cintanya, tidak punya tempat turun.
Itu sebabnya luka karena ditolak cinta, menyayat sampai kedasar hati.

Derita cinta itu indah sekali,
tidak ada keindahan yang lebih dalam pilu-nya, daripada derita cinta.

Maka setiap kali dia mau melupakannya, kita akan gagal melupakan
karena setiap kali kita mau melupakan, kita harus ingat dulu apa yang mau dilupakan.

Untuk itu anda tidak akan mungkin berhasil melupakan derita, terutama derita cinta.

Cobalah lebih bergembira, perasaan gembira itu mengobati banyak hal.
Orang bergembira itu disayangi manusia,
padahal sayang-nya manusia itu pertanda sayangnya Tuhan.

Untuk itu jangan terlalu sibuk dengan penderitaan, alihkan perhatian anda dengan yang menggembirakan.

Orang yang mengatakan “Cinta itu tidak harus memiliki”
biasanya ia sedang menderita, karena ditolak/gagal dalam cinta.

Pilu-nya cinta itu karena cinta harus memiliki.
Kalau tidak harus memiliki, tidak ada kata pilu.

Jadi kalau anda jatuh cinta, upayakan memilikinya.
Lakukan apapun, untuk menjadikan dia mencintai anda.
Dalam cinta itu selalu menuntut kepantasan.
Yang sering sakit hati itu, orang yang tidak pantas dicintai kembali.

Orang yang hidupnya sibuk mencari cinta, lupa membangun kepantasan.

Orang2 yang membangun kepantasan
untuk menjadi suami yang anggun, ayah yang menghebatkan anak2nya,
tokoh yang dimuliakann masyarakat karena memuliakan kehidupan sesama;
orang ini akan dicintai lebih dari satu orang yang dibutuhkannya.

Jadi.. jangan syaratkan orang2 yang akan anda cintai.
Tetapi bangunlah kepantasan diri untuk layak dicintai.

Cinta itu harus memiliki.
Tetapi perlu diingat wanita terbaik dalam kehidupan anda tidak mungkin anda miliki,
karena dia sangat mandiri; dan jangan coba2 melukainya apalagi tidak setia.

Begitupun sebaliknya pria terbaik tidak bisa anda miliki,
dan jangan perlakukan sembarangan,
karena dia sangat madiri; dia sangat tegas bagi yang baik baginya dan yang baik bagi kita.

Sekarang anda jatuh cinta karena ada kepantasan bagi satu sama lain,
jika pertumbuhannya beda maka cinta ini tidak akan berjalan dengan baik.

Maka pastikan cinta itu tumbuh bersama-sama,
libatkan istri/suami,
sehingga anda tumbuh menua/mendewasa dengan kecepatan yang sebanding.
Sehingga sampai kapanpun anda pantas bagi satu sama lain.

Banyak orang yang tidak memlihara kepantasan untuk dicintai,
seperti dahulu kita sedang jatuh cinta.

Jadi anjurannya adalah peliharalah kecintaan itu dan peliharalah debar jantung itu.
Maka lakukan apapun yang membuat debaran cinta itu  segar dan remaja.

Cinta yang sempurna itu tidak ada,
tetapi menjadi pribadi yang berusaha menyempurnakan cinta kita kepada pasangan hidup kita, itu bisa dibuat.
Terkadang kita melihat kesenangan sementara itu mengalahkan keindahan lebih besar yang ada dalam penikahan.

Wanita yang baik-baik untuk pria yang baik, dan pria baik-baik untuk wanita baik-baik.

Sehingga apabila kita terluka dalam suatu hubungan, yang diperbaiki bukan dia-nya;
tetapi kita perbaiki diri kita,  supaya Tuhan yang memperbaiki pasangan/ pacar kita.

Mengapa demikian sakit jika ditolak cinta?,
karena cinta itu adalah penyerahan total.
Penyerahan total ini demikian merendahkan orang sebetulnya, sehingga apabila dia ditolak, tidak ada lagi tempat turun.

Kalau kita sudah menyerahkan total,
maka pastikan orang yang kita serahkan itu orangnya pantas untuk menerima penyerahan itu.

Cara memastikan bahwa anak2 kita tidak salah mengenai itu;
sejak mereka lahir, pastikanlah suami/istri berbicara dalam standar yang baik.
Sehingga anak2 itu mengenal,
contoh istri dan suami yang baik.
Sehingga apabila dia pacaran  dengan pria yang menyembarangi wanita, dia akan bilang “ini tidak seperti ayahku“.

Kita membangun ketertarikan yang salah kepada anak2 dengan meneladankan yang salah.
Jadi penentu kualitas pilihan anak2 itu ada juga pada cara orang tua memperlakukan satu sama lain dengan cara penuh hormat.

Untuk dicintai anda harus mudah diperhatikan.
Pasanglah foto yang anda tampilkan adalah
foto terbaik,
nama yang anda tulis adalah nama terbaik,
cara bicara anda adalah yang terbaik.
Untuk itu semoga anda dipantaskan dan dipertemukan dengan belahan jiwa yang anda dambakan.

Resume singkat Mario Teguh Golden Ways,  “Derita Cinta“, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi semuanya.

Salam Super -Rahardian Praditya-
4. Berpikir Sederhana
oleh Rahardian Praditya pada 13 Maret 2011 jam 17:18
Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring penyerat, tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-binatang buruan. 

Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, "untuk apa merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar?" 

Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, "Ah, hanya seekor kancil, nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia." Agak lama pemburu menunggu. Tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki binatang mendekat, pemburupun mulai siaga penuh, tetapi ternyata, ah... kijang. Ia pun membiarkannya berlalu. Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur.

Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, Rusa!!!" sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.

Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga. Tidak jarang orang orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. 

Demikian juga dengan seseorang yang mengidamkan pasangan hidup, yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang alim, baik, pintar dan sempurna lahir dan batin, harus puas dengan tidak menemukan siapa-siapa.






SOSIALISASI, BIMTEK DAN PEMBINAAN CABOR FORMI

TANTANGAN FORMI KEDEPAN LEBIH BESAR TERUTAMA  RENCANA PERUBAHAN DARI FEDERASI OLAHRAGA REKREASI MASYARAKAT INDONESIA ( FORMI ) MENJADI KOMIT...